15 Stadion Klub Terbesar
April 22, 2008, 9:48 am
Filed under: news of football
TIDAK hanya dari sisi keuangan klub saja ada kategori terbesar, FIFA merilis secara resmi 15 stadion terbesar di dunia yang menjadi markas home sebuah klub. Lima belas stadion ini dipilih dari sekitar 100 stadion besar di seluruh dunia. Kriteria yang digunakan FIFA tidak hanya dari luasan bangunan, namun juga kapasitas tempat duduk, pengamanan, sistem stadion dan penggunaan stadion sebagai home base klub sepakbola yang aktif.
Stadion terbesar saat ini dipegang Salt Lake Stadium di Kolkata, India dengan kapasitas 120 ribu. Stadion ini dimiliki tiga klub sekaligus, yakni Mohun Bagan Athletic Club, East Bangal Club dan Mohammedan Sporting.
Di peringkat berikutnya ada stadion bernama asli Estadio Azteca , Mexico City yang dimiliki Club America dengan kemampuan tampung 114.465 penonton. Sedang Estadio Camp Nou milik Barcelona berada di posisi ketiga dengan 98.772 penonton.
Sebelumnya stadion terbesar dipegang stadion Maracana di Brasil dengan 130 ribu penonton. Namun sejak mengalami perubahan dengan alasan keamanan dan kenyamanan, kini stadion yang menjadi markas Flamengo dan Fluminense itu hanya berkapasitas 88.992 penonton. (persda network/bud)
Berikut 15 nama stadion terbesar di dunia
Nama Stadion Pemilik Kapasitas
Salt Lake Stadium East Bangal Club 120.000
Estadio Azteca Club America 114.465
Camp Nou Barcelona 98.772
Azadi Stadium, Teheran Iran Estheghlal FC 90.000
Estádio do Maracana Brazil Flamengo/Fluminense 88.992
Luzhniki Stadium,Moscow Spartak Moscow 84.745
San Siro, AC Milan/Inter Milan 82.955
Stadio Olimpico, Roma AS Roma/Lazio 82,000
Atatürk Olympic Stadium Belediyespor 81.283
Westfalenstadion, Dortmund Borussia Dortmund 81,264
Santiago Bernabeu, Madrid Real Madrid 80,354
Giants Stadium, New Jersey Red Bull New York 80,242
King Fahd International Al Nasr/Al Hilal 80,000
Morumbi, Sao Paulo, Brazil Sao Paulo FC 80,000
June 11 Stadium, Tripoli Al-Ahly/Al-Ittihad 80,000
SEJARAH PIALA DUNIA
Mungkin banyak yang tak mengira ide awal Presiden FIFA Jules Rimet untuk menciptakan perdamaian dunia melalui turnamen bola akhirnya menjadi perhelatan akbar yang menjadi even paling dinanti penikmat bola seluruh dunia.
Pada tahun 1921 Rimet yang saat itu menjabat Presiden ketiga otoritas Sepak Bola tertinggi dunia menggandeng beberapa temannya yang tergabung di FIFA mulai menyusun persiapan, membakukan aturan pertandingan hingga memesan trofi.
Sebenarnya Piala Dunia bukan merupakan turnamen sepak bola internasional yang pertama, karena sejak tahun 1908, sepak bola sudah menjadi bagian dari Olympiade. Hanya saja, Olympiade ini hanya boleh diikuti oleh pemain amatir.
Piala Dunia yang pertama diadakan di Uruguay dan berlangsung dari 13 – 30 Juli 1930. Uruguay ditunjuk menjadi tuan rumah karena prestasinya menjadi juara Olympiade tahun 1924 dan 1928. Piala Dunia pertama ini hanya diikuti oleh 13 negara, 4 negara dari benua Eropa dan 9 negara dari benua Amerika. Minimnya peserta dari negara Eropa disebabkab oleh perjalanan panjang yang harus ditempuh untuk mencapai benua Amerika.
Pada Piala Dunia perdana ini tuan rumah Uruguay keluar sebagai juara, setelah mengalahkan kesebelasan Argentina dengan skor 4-2 di babak final. Dan ini menjadikan Uruguay sebagai negara pertama yang berhak atas trofi Piala Dunia.
TROFI JULES RIMET CUP
Untuk mengenang jasa pencetus Piala Dunia, trofi yang diperebutkan di Piala Dunia dinamakan Jules Rimet Cup. Sebelumnya sebutan trofi tersebut adalah Coupe du Monde de Football Association, atau Piala Dunia Sepakbola. Baru pada konggres FIFA yang berlangsung di Luksemburg tahun 1946, nama Jules Rimet disepakati menjadi nama resmi trofi tersebut.
Trofi berbentuk seorang dewi sedang memanggul cawan ini dirancang oleh pematung Perancis Abel Lafleur, dan mempunyai tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg, dimana kepala tropi terbuat dari perak dan emas, sementara di bagian bawah terbuat dari semi batu mulia dan dilapisi lazuli.
Trofi ini pernah hilang pada tahun 1966 saat dipamerkan didepan publik di Inggris, namun akhirnya berhasil ditemukan kembali oleh seekor anjing yang bernama Pickles.
Sebagai negara yang berhasil memenangkan Piala Dunia tiga kali, Brasil berhak memiliki trofi ini untuk selamanya, sayang pada tahun 1983, saat disimpan di Bank Sentral di Rio de Janeiro, trofi tersebut hilang dan dilebur oleh para pencurinya.
TROFI WORLD CUP
Sejak Jules Rimet Cup menjadi milik abadi Brasil pada Piala Dunia ke-9, FIFA akhirnya memutuskan untuk membuat trofi baru. Pada Piala Dunia tahun 1974 di Jerman Barat, FIFA telah mengusung trofi baru rancangan seniman Italia Silvio Gazzaniga.
Piala ini mempunyai tinggi 36 cm, berat 4,97 kg dan dibuat dari emas 18 karat. Sementara tatakannya terdiri dari dua lapis semi batu mulia malachite dan menjadi tempat 17 plat nama pemenang sampai Piala Dunia 2038. Trofi ini akhirnya dinamakan World Cup, meskipun sempat ada usul untuk mengabadikan Presiden FIFA periode 1961 – 1974 Sir Stanley Rous. Namun usulan ini kurang mendapat persetujuan.
Meskipun sampai tahun 2002 Piala Dunia sudah diselenggarakan 17 kali, namun baru tujuh negara yang pernah merasakan menjadi juara dunia. Dalam hal ini, Brasil adalah negara yang paling banyak meraih juara dunia, yakni sebanyak 5 kali, disusul Jerman dan Italia sebanyak 3 kali, Argentina dan Uruguay 2 kali serta Inggris dan Perancis masing-masing 1 kali.
PENGHARGAAN DI PIALA DUNIA
FIFA memberikan beberapa penghargaan kepada mereka yang telah berprestasi selama berlangsungnya Piala Dunia tersebut, diantaranya:
1. Sepatu Emas
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak.
2. Bola Emas
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang terpilih sebagai pemain terbaik.
3. Yashin Award
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang terpilih sebagai penjaga gawang terbaik.
4. Fair Play FIFA Award
Diberikan kepada tim yang terpilih sebagai fair play terbaik dan yang lolos ke babak kedua.
5. Tim Paling Menghibur
Penghargaan ini ditentukan melalui polling dari publik.
Persiapan Piala Dunia 2010 Tersendat
Johannesburg – Badan Sepakbola Dunia (FIFA) mencoret Stadion Nelson Mandela Bay di Port Elizabeth, Afrika Selatan, dari tuan rumah Piala Konfederasi yang akan dimainkan 14-28 Juni 2009.
Keputusan itu diambil setelah FIFA menilai stadion tersebut belum siap karena pembangunannya terlambat dari jadwal. Sekjen FIFA, Jerome Valcke, menyebutkan masalah utama ada pada atap stadion.
Port Elizabeth akan menjadi tuan rumah delapan pertandingan Piala Dunia 2010, termasuk satu partai perempat final. Piala Konfederasi 2009, yang mempertemukan juara dari enam konfederasi sepakbola, menjadi ajang uji coba kesiapan Afrika Selatan.
Dua pekan lalu, Presiden FIFA Sepp Blatter mengatakan selalu ada rencana cadangan untuk memindahkan turnamen kapan saja. Namun, rencana itu disiapkan hanya untuk menghadapi “bencana alam yang tidak mungkin dihindari”.
Valcke menolak berkomentar tentang kemungkinan dipindahkannya Piala Dunia dari Afrika Selatan. Dia mengatakan “Rencana B” selalu disiapkan dan akan dijalankan sedini mungkin jika tuan rumah memang tidak siap. Sebab, pemindahan turnamen secara menjelang jadwal penyelenggaraan akan merugikan FIFA dari sisi finansial dan kredibilitas.
“Jika sesuatu terjadi di negara tuan rumah di luar yang bisa kami kendalikan, kami harus berusaha sekuat tenaga menyelamatkan ajang ini, sekaligus menyelamatkan nilai dari turnamen,” kata Valcke.
Sementara itu, Pemangku Jabatan Wali Kota Port Elizabeth, Bicks Ndoni, menolak pencoretan Stadion Nelson Mandela dari tuan rumah Piala Konfederasi. Ndoni menegaskan stadion itu akan selesai sesuai jadwal dan akan siap menggelar turnamen. Dia mengakui ada sedikit keterlambatan namun kekhawatiran FIFA dianggap berlebihan.
Pembangunan berbagai sarana dan prasarana di Afrika Selatan menjelang Piala Dunia 2010 dilanda berbagai masalah. Mulai dari terlambatnya pembangunan dan perbaikan stadion, masalah transportasi, kemungkinan kurangnya pasokan listrik, dan kecemasan soal keamanan selama turnamen.
Piala Konfederasi 2009 akan dimainkan di Johannesburg, Bloemfontein, Pretoria, dan Rustenburg. Turnamen ini diikuti Amerika Serikat (juara Concacaf), Brasil (juara Conmebol), Mesir (juara CAF), Irak (juara AFC), Italia (juara dunia), Spanyol (juara UEFA), Afrika Selatan (tuan rumah), dan juara zona Oceania, kemungkinan Selandia Baru.
Blatter Soroti Banyaknya Investor Asing di Inggris
Jakarta – Presiden FIFA Sepp Blatter kembali menyoroti dinamika sepakbola di Inggris. Terkait makin banyaknya investor asing yang memiliki klub Liga Inggris, ia mewanti-wanti hal berbahaya dari tren tersebut.
Blatter, yang pernah mengkritik banyaknya pemain asing yang beredar di Premier League, mengingatkan bahwa pengaruh besar investor asing di sebuah klub bisa mendatangkan sebuah masalah tersebut.
“Sepertinya saat ini membeli sebuah klub sama gampangnya dengan membeli sebuah kaos bola,” ujar dia kepada pers pada pertemuan Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Senin (6/10/2008), sebagaimana dikutip AFP.
“Ada bahayanya. Orang-orang ini datang, membeli klub, tapi mereka pun bisa pergi kapan saja. Hal ini menciptakan sebuah risiko ketidakstabilan buat tim-tim tersebut maupun kompetisi secara keseluruhan.”
Blatter tidak menampik hukum pasar bahwa sesuatu yang sangat menarik akan mendatangkan banyak peminat. Ia mengakui Premier League adalah liga yang paling atraktif, yang semua orang di dunia bisa menyaksikannya lewat siaran televisi.
“Ini fenomena yang logis,” tukas dia tentang tren serbuan investor asing ke klub-klub Liga Inggris — sembilan dari 20 klub Premiership saat ini dimiliki investor asing.
Namun, tambah pria Swiss itu, dibutuhkan sebuah cara yang jitu supaya klub-klub dibiayai oleh orang-orang lokal. Juga harus ada sebuah pembahasan serius tentang hal ini.
“Harus ada pula sebuah kendali finansial untuk klub-klub ini. Tapi saya tak punya obat mukjizat. Ini sebuah topik diskusi yang penting yang penting yang harus kami bahas dengan UEFA,” pungkasnya.
Hello world!
Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!
Agoenkelnino's Weblog 
recent comments